Ekstraksi dan Karakteristik Minyak Tulang Ikan Tuna (Thunnus albacares)
Abstract
Abstrak
Limbah tulang tuna berpotensi untuk diolah menjadi minyak ikan yang banyak mengandung asam- asam lemak esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisikokimia dan profil asam lemak minyak tulang ikan tuna. Ekstraksi minyak tulang ikan menggunakan 2 (dua) metode yaitu wet rendering dan curing menggunakan cuka lontar. Metode wet rendering menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan dua faktor yaitu suhu (40, 50, dan 60 oC) dan lama ekstraksi (15, 30, dan 45 menit), kemudian hasil terbaik dibandingkan dengan hasil metode perendaman dalam cuka lontar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor suhu dan lama waktu ekstraksi terhadap rendemen, bilangan asam, bilangan iod, bilangan penyabunan dan densitas minyak tulang ikan, dengan metode terbaik perlakuan suhu 40 oC dengan waktu esktraksi 15 menit. Hasil uji-t menunjukkan minyak hasil metode perendaman dalam cuka lontar memiliki kualitas lebih baik dibandingkan metode terbaik wet rendering (suhu 40 oC waktu esktraksi 15 menit), dengan bilangan asam sebesar 3,14 mg KOH/g, angka iod sebesar 79,08, angka penyabunan sebesar 188,30 mgKOH/g dan densitas sebesar 0,92 g/ml3, meskipun nilai rendemennya lebih rendah yaitu 27,33%. Minyak yang diekstrak dari tulang ikan tuna menggunakan metode terbaik wet rendering (suhu 40 oC waktu esktraksi 15 menit ) memiliki kadar asam palmitat (SFA) sebesar 14,09%, asam oleat (MUFA) 9,46% dan DHA (PUFA) sebesar 20,50% (PUFA), sedangkan yang menggunakan metode perendaman dalam cuka lontar, mengandung asam palmitat (SFA) sebesar 14,41%, asam oleat (MUFA) 10,01% dan DHA (PUFA) sebesar 23,81%.
Extraction and Characteristics of Tuna (Thunnus albacares) Bone Oil
Abstract
Tuna bone waste is potential to be processed into fish oil which contain many essential fatty acids needed by the human body. This study aims to determine the physicochemical properties and fatty acid profiles of tuna fish oil. Fish bone oil extraction used 2 (two) methods, i.e. wet rendering and curing using palm vinegar. The wet rendering method used a completely randomized factorial pattern with two factors, temperature (40, 50 and 60 oC) and extraction time (15, 30, and 45 minutes), then the best results were compared with the results of vinegar curing method. The results showed that there were effects of temperature and extraction time on yield, acid number, iodine number, saponification number and density of fish bone oil, with the best method treatment was 40 oC extraction temperature for 15 minutes. The t-test results showed that the oil produced by the vinegar curing method had better quality than that of the best wet rendering treatment (temperature of 40 oC for 15 minutes), with acid numbers of 3.14 mgKOH/g, iodine number 79.08, saponification amounting to 188.30 mgKOH/g and density of 0.92 g/ml3, but the yield value was lower (27.33%). Oil extracted from tuna bone using the best wet rendering method (temperature of 40oC for 15 minutes) had 14.09% palmitic acid (SFA), 9.46% oleic acid (MUFA) and 20.50% DHA (PUFA) while those using the immersion method in palm vinegar contained 14.41% palmitic acid (SFA), 10.01% oleic acid (MUFA) and 23.81% DHA (PUFA).
Keywords
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v13i2.546
Article Metrics
Abstract view : 1848 timesPDF - 1186 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
JPBKP adalah Jurnal Ilmiah yang terindeks :
ISSN : 1907-9133(print), ISSN : 2406-9264(online)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.